Siap Pertahankan WTP, Lapas Yogyakarta Ikuti Pra Rekonsiliasi Data Laporan Keuangan
Siraman Rohani Pembangunan ZI, Pelayanan Prima Bukan Sekadar Urusan Duniawi

Ustaz Mustafid tengah mengisi tausiah dalam agenda pengajian rutin Pegawai Lapas Yogyakarta pada Jumat (19/3). Foto: HT

YOGYAKARTA – Pegawai dan pimpinan Lapas Yogyakarta antusias mengikuti kegiatan Siraman Rohani Islam dalam rangka pembangunan Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) bertema “Meneladani Sifat Rasulullah dalam Menjauhi Tindakan Korupsi, Pungli, dan Gratifikasi”, pada Jumat (19/3).
Bertempat di Aula Sasana Krida Wiraguna Lapas Yogyakarta, pengajian diisi oleh seorang ustaz yang sekaligus menjabat Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama Kabupaten Bantul, H. Mustafid, S.Ag., M.Hum.
Mengawali tausiahnya, Ustaz Mustafid, menyampaikan bahwa saat ini semua instansi/ lembaga tengah menghadirkan pelayanan terbaik termasuk Lapas Yogyakarta.
“Semangatnya mari bersama-sama, karena bukan hanya pimpinan yang punya tanggung jawab, tetapi seluruh pegawai. Semoga segera terwujud, insyaallah,” ujar Mustafid disambut ucapan amin oleh jemaah.

Lebih lanjut Ia menyampaikan bahwa meneladani Rasulullah harus diawali dengan rasa yakin, uswah hasanah atau suri tauladan yang baik ada pada beliau sesuai dalam Quran Surah Al-Ahzab ayat 21. Ia juga berpesan bahwa pelayanan prima dalam pembangunan ZI sebaiknya diniatkan keakhiratan bukan duniawi.
“Apabila pelayanan dalam membina warga binaan sudah baik dengan membesarkan jiwanya, bahwa Allah Maha Pengampun dan Rahmat Allah begitu luas, niatkan hal itu untuk bekal anda di akhirat. Maka dunianya dapat, akhiratnya insyaallah menjadi bekal (amalan) kita pada saatnya kembali kepadaNya,” pesan Mustafid.

Mengakhiri tausiahnya Mustafid turut mendukung Lapas Yogyakarta untuk meraih predikat WBK tahun 2021 dengan mengutip sebuah ayat dari Quran.
“Ini menjadi program kita bersama, dengan semangat bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin ‘Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā’ yang artinya ‘Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)’,” pungkas Mustafid.
Penulis: HT