Siap Pertahankan WTP, Lapas Yogyakarta Ikuti Pra Rekonsiliasi Data Laporan Keuangan
Penyuluhan Reproduksi bagi WBP, dr.Rina Ajak WBP Jaga Kebersihan

YOGYAKARTA – Sebanyak 50 orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Yogyakarta berkesempatan menerima penyuluhan dari penyuluh kesehatan reproduksi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, dr. Rina, Sabtu (05/02).
Penyuluhan yang disampaikan di Aula Sasana Krida Wiraguna itu, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pengabdian Masyarakat serentak di 30 provinsi. Instansi yang terlibat dalam agenda ini diantaranya Lapas Yogyakarta, BKKBN Provinsi D.I. Yogyakarta, Dinkes Kota Yogyakarta, Asosiasi Rumah Sakit TNI-Polri melalui Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (DKT) dr. Soetarto, dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Kedokteran (Kagamadok).
Sebelum menyampaikan materi berjudul Reproduksi Sehat dan Penyakit Menular Seksual, penyuluh mengimbau WBP untuk berperilaku hidup bersih dan menaati protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.
Setelah itu para WBP mendapatkan penjelasan apa itu reproduksi sehat, dan juga beberapa penyakit menular seksual, seperti gonore, viginitis, sifilis, herpes genitalis serta sandyloma acuminata yang dikenal dengan sebutan genjer ayam.

Lebih lanjut dr.Rina menjelaskan dengan semangat dan gamblang bahkan kadang memancing dengan kata-kata gurauan. Hanya saja WBP yang seluruhnya laki-laki itu lebih banyak tersenyum sambil melihat rekan-rekan di sampinnya. Beberapa komentar menggelitik terlontar ketika diperlihatkan gambar alat reproduksi laki-laki dan perempuan.
“Mana yang kalian lihat?,” tanya dr.Rina.
Suasana pun menjadi pecah. Begitu juga ketika diperlihatkan contoh gambar kelamin yang terkena penyakit menular seksual, banyak yang merespon dengan suara candaan.
Selanjutnya dr.Rina menjelaskan bahwa penularan penyakit seksual dapat terjadi melalui hubungan badan dengan sering berganti-ganti pasangan, dan juga karena tidak menggunakan pengaman. Oleh sebab itu secara bijak dr.Rina mengatakan bahwa pilihan ada pada masing-masing peserta.
“Apa yang saya jelaskan tentang reproduksi sehat itu adalah tataran pengetahuan, sedangkan pada tataran praktik saya serahkan kepada kalian semua dengan segala konsekuensinya. Saya juga hanya bisa mengimbau kepada yang belum punya pasangan atau istri harus bisa menyatakan ‘How to say no to sex’,” tegasnya.
Pada sesi akhir penyuluhan, dr.Rina berharap para WBP menjadi paham tentang reproduksi sehat, dan bersikap bijak dalam kehidupan sehari-hari menerapkan pola hidup sehat dan bersih. [AK]