Siap Pertahankan WTP, Lapas Yogyakarta Ikuti Pra Rekonsiliasi Data Laporan Keuangan
Mahasiswa UMY Menyelenggrakan Program Kreativitas di Lapas Wirogunan

Target kegiatan ini adalah para WBP baik pria maupun wanita yang jumlahnya puluhan. Para mahasiswa telah melakukan dua kali pertemuan dengan para WBP dari lima pertemuan yang direncanakan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu (4/4) dengan pemberi materi adalah Ustadz Suyanto, yang dikenal dengan Ustadz Kirun. Sesuai julukannya Ustadz Kirun memberikan materi dengan lugas dan lucu. Banyolan dan tingkah lakunya membuat WBP sering tertawa, sehingga tidak ada seorang WBP pun yang dihinggapi rasa kantuk.
Ustadz Kirun menyatakan, “Tidak semua orang di Lapas jelek, walau telah melakukan kekeliruan atau kesalahan.” “ Yang penting menyesal dan bertaubat, lalu mengembalikan barang orang yang telah kita jadikan korban.” “Bila tidak bisa, maka mendoakan orang yang telah kita rugikan atau aniaya, serta selalu melakukan kebajikan”. “Ini perlu agar diakhirat kita tidak menjadi orang yang bangkrut.”
Ustadz Kirun juga membuat ibarat, “Bila masuk surga harus dihabiskan di dalam penjara, maka iklas dan laksanakan!”
Ucapnya lagi,“Ada beberapa tokoh jahat sebelum masuk Islam, tetapi menjadi pembela Islam setelah menjadi Islam, seperti Umar bin Khatab, Joko Said (sunan Kali Jaga), dan Sandiman, seorang yang pernah menghuni Lapas Wirogunan”.
Pertemuan kedua pada hari Sabtu (11/04), para WBP diberikan motivasi kepada Fuzna Marzuqoh , seorang dosen fakultas ilmu kesehatan, yang salah satu aktivitasnya adalah trainer Anak Jenius Indonesia.
Mirip dengan ustadz Kirun, Fuzna Marzuqoh memberikan motivasi dengan bahasa yang lugas dan penuh banyolan, sehingga sering kali terdengar tawa para WBP memenuhi ruangan yang tidak terlalu besar.
Tema yang diberikan Fuzna Marzuqoh tentang Kedahsyatan otak, dan manfaat otak Alquran bagi otak. Sebelum menjelaskan lebih jauh, materi permainan dalam bentuk pengucapan kalimat diserasikan dengan gerak tertentu cukup membuat WBP heboh. Sedangkan diakhir pertemuan Fuzna Marzuqoh mengajak para WBP bertafakur, dengan bimbingan darinya.
Kegiatan ini sampai membuat seorang WBP wanita pingsan, karena begitu mendalami dan memaknai apa yang diberikan motivator. Sinayangsih Onitawati sang perawat lapas Wirogunan pun siaga melakukan tindakan.
Masih ada tiga pertemuan lagi, dan para WBP dengan antusias menyatakan senang dan tetap akan mengikuti hingga akhir pelatihan.
[Ambar Kusuma]