Mahasiswa UMY Menyelenggrakan Program Kreativitas di Lapas Wirogunan

 Mahasiswa UMY Menyelenggrakan Program Kreativitas di Lapas Wirogunan

100_51907777
Seorang mahasiswi tengah mempraktekkan programnya di hadapan para WBP Wanita Lapas Wirogunan (4/4). [Ambar Kusuma]
Enam Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang terdiri dari Aditya, Satria, Zidna, Salsabila, dan Ayu menyelenggarakan kegiatan kreativitas mahasiswa di Lapas Kelas IIA A Yogyakarta, yang juga disebut Lapas Wirogunan. Sebuah kegiatan yang merupakan bagian dari Pengabdian Kepada Masyarakat ini diberi tema “Revolusi Mental Melalui Gelombang Otak dengan Agama Islam”. Tujuan yang ingin mereka capai adalah penerapan metode baru sebagai langkah penguatan pembinaan narapidana untuk mencegah recidivisme, serta memiliki kegunaan membantu pemerintah dalam pembinaan narapidana di dalam Lapas. Sedang dua kegunaan yang lain adalah merubah mental narapidana dengan menyeimbangkan IQ dan EQ melalui jalan spiritual atau SQ, serta membantu pemerintah dalam meminimlisir tindak kejahatan.

Target kegiatan ini adalah para WBP baik pria maupun wanita yang jumlahnya puluhan. Para mahasiswa telah melakukan dua kali pertemuan dengan para WBP dari lima pertemuan yang direncanakan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu (4/4) dengan pemberi materi adalah Ustadz Suyanto, yang dikenal dengan Ustadz Kirun. Sesuai julukannya Ustadz Kirun memberikan materi dengan lugas dan lucu. Banyolan dan tingkah lakunya membuat WBP sering tertawa, sehingga tidak ada seorang WBP pun yang dihinggapi rasa kantuk.

Ustadz Kirun menyatakan, “Tidak semua orang di Lapas jelek, walau telah melakukan kekeliruan atau kesalahan.” “ Yang penting menyesal dan bertaubat, lalu mengembalikan barang orang yang telah kita jadikan korban.” “Bila tidak bisa, maka mendoakan orang yang telah kita rugikan atau aniaya, serta selalu melakukan kebajikan”. “Ini perlu agar diakhirat kita tidak menjadi orang yang bangkrut.”

Ustadz Kirun juga membuat ibarat, “Bila masuk surga harus dihabiskan di dalam penjara, maka iklas dan laksanakan!”

Ucapnya lagi,“Ada beberapa tokoh jahat sebelum masuk Islam, tetapi menjadi pembela Islam setelah menjadi Islam, seperti Umar bin Khatab, Joko Said (sunan Kali Jaga), dan Sandiman, seorang yang pernah menghuni Lapas Wirogunan”.

Pertemuan kedua pada hari Sabtu (11/04), para WBP diberikan motivasi kepada Fuzna Marzuqoh , seorang dosen fakultas ilmu kesehatan, yang salah satu aktivitasnya adalah trainer Anak Jenius Indonesia.

Mirip dengan ustadz Kirun, Fuzna Marzuqoh memberikan motivasi dengan bahasa yang lugas dan penuh banyolan, sehingga sering kali terdengar tawa para WBP memenuhi ruangan yang tidak terlalu besar.

Tema yang diberikan Fuzna Marzuqoh tentang Kedahsyatan otak, dan manfaat otak Alquran bagi otak. Sebelum menjelaskan lebih jauh, materi permainan dalam bentuk pengucapan kalimat diserasikan dengan gerak tertentu cukup membuat WBP heboh. Sedangkan diakhir pertemuan Fuzna Marzuqoh mengajak para WBP bertafakur, dengan bimbingan darinya.

Kegiatan ini sampai membuat seorang WBP wanita pingsan, karena begitu mendalami dan memaknai apa yang diberikan motivator. Sinayangsih Onitawati sang perawat lapas Wirogunan pun siaga melakukan tindakan.

Masih ada tiga pertemuan lagi, dan para WBP dengan antusias menyatakan senang dan tetap akan mengikuti hingga akhir pelatihan.

[Ambar Kusuma]

 

Tim Humas Lapas Yogyakarta

https://lapaswirogunan.com

correctional officers

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Skip to content