Siap Pertahankan WTP, Lapas Yogyakarta Ikuti Pra Rekonsiliasi Data Laporan Keuangan
Libatkan Masyarakat Peduli, Lapas Wirogunan Yogyakarta Kini Lebih Humanis

Seorang bomber tengah menyemprotkan cat pada karya grafitinya pada tembok depan Lapas Wirogunan Yogyakarta.| Foto: Husni/ Humas Lapas Yogyakarta
YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 tidak hanya menguji ketahanan kesehatan dan ekonomi masyarakat, namun berdampak pula ke segala bidang, termasuk seni. Mengusung semangat pembangunan Zona Integritas, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Yogyakarta, memfasilitasi para bomber mengekspresikan seni grafitinya pada dinding depan lapas pada Kamis (10/3).
Dalam keterangannya, Kepala Lapas Wirogunan Yogyakarta, Soleh Joko Sutopo, mengatakan bahwa tembok setinggi 6 meter di bagian depan bangunan Lapas menjadi legal wall untuk para penggrafiti yang ditunjuk, untuk mengekspresikan ide kesenianya.
“Kurang lebih selama 2 tahun Pandemi Covid berlangsung, para seniman nampaknya terkungkung dengan berbagai aturan untuk mengekpresikan diri. Oleh karenanya kami memfasilitasi tempat untuk berekspresi melalui seni grafiti,” ungkap Kalapas.
Lebih lanjut Kalapas juga mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini salah satunya adalah mengedukasi ke masyarakat, memperkenalkan sistem pemasyarakatan, bahwa pembinaan di Lapas Yogyakarta terbuka bagi masyarakat, sebagai perwujudan 3 (tiga) pilar utama di dalam Sistem Pemasyarakatan sekaligus mempertegas pelaksanaan back to basics.
“Kami bekerja sama dengan perusahaan cat Indaco dan Komunitas Grafiti Yogyakarta untuk menjadikan tampilan depan Lapas ini lebih humanis. Selain sebagai pendukung wahana edukasi, ini kami sedang menerapkan 3 pilar utama dalam Sistem Pemasyarakatan, yaitu masyarakat yang proaktif dan peduli, Petugas Pemasyarakatan yang berintegritas, dan warga binaan yang aktif dalam proses pembinaan,” ungkap Soleh.

Sementara itu, salah seorang bomber dari Komunitas Grafiti Yogyakarta, Antok, mengatakan bahwa Ia dan teman-temannya merasa terfasilitasi dan antusias menyambut kerja sama ini.
“Dengan adanya kegiatan ini kami merasa terfasilitasi. Ini sebenarnya kesempatan kami, selain menyampaikan aspirasi dan mendukung tampilan depan Lapas dalam bentuk seni grafiti, juga memperkenalkan ke masyarakat bahwa grafiti di Jogja ini mulai berkembang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Antok juga mengungkapkan rasa terima kasihnya sekaligus keheranan teman-temannya karena masih belum percaya bisa berekspresi di tembok Lapas.
“Kok bisa yaa Lapas memfasilitasi ini? Notabene kan Lapas tempat yang sangar. Kesannya kan kaku. Makanya temen-temen sempat bertanya-tanya begitu. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Kalapas dan mendukung Lapas Wirogunan lebih humanis,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Kalapas mengungkapkan tujuan pemugaran bagian depan bangunan lapas ini, mengandung pesan bahwa Lembaga Pemasyarakatan itu kini memang lebih humanis pendekatannya.
“Baik itu dalam segi pembinaan ke warga binaan, maupun penyampaian informasi ke masyarakat terkait Sistem Pemasyarakatan yang diterapkan Lapas saat ini seperti apa, melalui wahana edukasi bagian depan ini,” jelasnya. [HT]