Siap Pertahankan WTP, Lapas Yogyakarta Ikuti Pra Rekonsiliasi Data Laporan Keuangan
LapasKelas IIA Yogyakarta Selenggarakan Sosialisasi Integrasi Presensi Pegawai dengan Aplikasi Simpeg

Satu hari setelah mengikuti bimbingan teknis di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta, utusan dari UrusanKepegawaian dan Keuangan Lapas Kelas IIA Yogyakarta pada hari Jumat (28.02/2020) langsung memberikan sosialisasi tentang data presensi (kehadiran) pegawai yang terhubung langsung ke aplikasi SIMPEG.
Satriyo Waluyo, Kepala Lapas Kelas IIA Yogyakarta membuka acara dengan menyatakan bahwa kemajuan teknologi menuntut pegawai harus semakin disiplin dan professional. Dikatakannya bahwa sistem kehadiran dan kepulangan pegawai yang selama ini dilakukan dengan mesin finger print maka terhitung bulan maret 2020 mesin tersebut akan terhubung langsung dengan aplikasi SIMPEG.
“Presensi yang terintegrasi dengan aplikasi SIMPEG ada konsekuensi logis, oleh sebab itu saya minta Saudara-Saudara menyimak dan bertanya kepada tim dari Urusan Kepegawaian yang kemarin telah mendapatkan bimtek”, Kepala Lapas mengajak para pegawai yang telah berhimpun di ruang pertemuan.
Astika, pegawai yang telah mendapatkan bimtek tegas dan rurut membeberkan informasi tentang presensi pegawai yang terintegrasi dengan aplikasi SIMPEG dan langsung berdampak pada siistem pembayaran tunjangan remunerasi pegawai. Banyak materi yang dijelaskan secara praktis, seperti cuti, dinas luar, terlambat masuk kantor, pulang cepat.
Sosialisasi yang mendapat perhatian para pegawai ini dihujani banyak pertanyaan.
“Sesuai Perka BKN, maka pengajuan cuti dilakukan dan disetujui pimpinan sehari sebelum pelaksanaan. Tidak bisa cuti diajukan ketika pegawai telah menjalankan,” Astika menegaskan.
“Bagaimana bila keadaan darurat, seperti musibah keluarga ada yang meninggal atau pegawai sakit?”, tanya Satriyo Waluyo.
Astika pun menjawab, “Segera membuat cuti pada hari itu juga, mohon teman atau atasan langsung membantu,kami dari kepegawaian bukan tidak punya perasaan. Tetapi mesin kini yang bekerja. Aplikasi belum bisa menjawab dalam hal kedaruratan. Itu akan terus kita konsultasikan. Sebelumnya hal itu juga sudah saya tanyakan di dalam bimtek.”
Emon Yudo pun bertanya,”Sehabis piket malam pegawai tidak bisa melanjutkan tugas pagi harinya, tapi harus langsung istirahat piket. Bagaimana bila ada panggilan tugas yang kita harus kerja setelah piket malam?”
Tangkas Astika menjawab, “Itu juga sudah saya tanyakan dan jadi catatan tutor. Sementara jawaban mereka adalah itu berarti kerja iklas, karena mesin tidak menjangkau itu.
“Bila sering dipanggil Kanwil untuk tugas luar bagaimana?”, tanya Angga.
“Tidak masalah, serahkan saja surat perintah ke Admin,” jawab Astika dengan singkat
Onitawati mewakili petugas medis pun bertanya,”Bisa tidak jadwal tugas ditukar teman?”
“Bisa, silahkan ajukan dengan persetujuan atasan langsung, minimal dua hari sebelum pergantian?
Pertanyaan terus menyerang, Astika pun menjawab dengan tenang. Bahkan gelak tawa pun sering kali terdengar karena dibumbui pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang mengocok perut. Pertemuan yang dibuat santai dengan konsep “coffee morning” gagasan Kepala Lapas Kelas IIA Yogyakarta untuk mempererat rasa kekeluargaan sukses diselenggarakan. Tampak para pegawai antusias menyimak informasi agar terhindar dari catatan tidak disiplin, dan tidak ingin banyak dipotong tunjangan remunerasinya.
(AK 28022020)