Siap Pertahankan WTP, Lapas Yogyakarta Ikuti Pra Rekonsiliasi Data Laporan Keuangan
Lapas Yogyakarta Luncurkan Silabus Pembelajaran untuk Madrasah Alquran Al-Fajar


Sejak diresmikan tiga tahun yang lalu, Madrasah Alquran Al-Fajar Lapas Kelas IIA Yogyakarta terus berproses meningkatkan kualitas pendidikan. Termasuk pengembangan dalam panduan proses belajar mengajar, akhirnya pada Rabu (7/4) diluncurkan silabus pembelajaran.
Launching tersebut bertepatan dengan Zikir Akbar dan Wisuda Kelima untuk 50 orang santri madrasah tersebut.
Diungkapkan oleh Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan (Kasubsi Bimaswat), Sukamto, A.K.S. bahwa silabus pembelajaran tersebut disusun melalui proses yang panjang.
“Selain oleh Pembimbing Agama Islam, Agus Tri Wijaya, S.H.I. ada pula perwakilan dari Kementerian Agama Kota Yogyakarta yang turut memformulasikan materi pelajaran, hingga terwujud silabus tersebut,” ungkapnya.

Ia juga menuturkan bahwa madrasah ini pada mulanya kegiatan belajar di dalam masjid selama bertahun-tahun, kini para santri yang seluruhnya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) itu telah mendapatkan fasilitas gedung yang lebih baik dan dibimbing oleh orang-orang berkompeten dari Kemenag Kota Yogyakarta.
“Sarana prasarana pun semakin membaik, selain memiliki perlengkapan komputer dan alat tulis kantor, Kemenag Kota Yogyakarta juga memberi bimbingan terkait proses belajar mengajar”, kata Sukamto.
“Seperti sistem penilaian yang terkoneksi dengan Kemenag Kota Yogyakarta, juga pengadministrasian kehadiran para WBP, ” lanjutnya.
Dalam sambutannya, Kepala Seksi Pondok Pesantran Kemenag Kota Yogyakarta, Drs. H. Bambang Inanta mengungkapkan rasa bahagia dan bangganya akan keberadaan Madrasah Alquran Al-Fajar yang secara resmi telah terdaftar sebagai lembaga pendidikan di Kota Yogyakarta.
Lebih lanjut Bambang mengatakan bahwa sebenarnya sebagai Madrasah Alquran, materi yang diberikan tidak hanya membaca dan menghapal Quran. Ada beberapa kategori yang dapat diajarkan, seperti Tauhid, Fiqih, Tarikh, dan baca Alquran serta bahasa Arab.
“Pendidikannya biasa ditempuh selama empat tahun. Tetapi karena kondisi di lapas tidak memungkinkan, keberadaan madrasah ini sudah baik dan membanggakan,” ungkap Bambang.

Pada kesempatan tersebut pula Bambang meluruskan tentang penamaan Madrasah yang mestinya ditambah dinniyah yang artinya agama, menjadi ‘Madrasah Dinniyah Alquran Al-Fajar’.
“Namun kita bisa berangkat dari yang ringan-ringan dahulu serta belajar mengutamakan yang wajib, itu sudah baik,” ujarnya.
Pada acara tersebut, Kepala Lapas Yogyakarta, Arimin secara simbolis menyerahkan silabus pembelajaran kepada Kemenag Kota Yogyakarta berbentuk buku terjilid.
“Dalam hal peningkatan pelayanan, Lapas Yogyakarta kembali selangkah lebih maju dalam memberikan pembinaan kerohanian bagi WBP,” ujar Arimin dalam sambutannya.
[Penulis: AK, Editor: HT]