Siap Pertahankan WTP, Lapas Yogyakarta Ikuti Pra Rekonsiliasi Data Laporan Keuangan
Kadivpas Kanwil Kemenkumham DIY Berikan Pengarahan Tegas

Beberapa berita menggemparkan di berbagai media tentang Lapas/Rutan seperti tidak berhenti. Antara lain kaburnya 400 narapidana, tawuran antar narapidana, sikap diskriminasi petugas Lapas/Ruran dalam memberikan pelayanan kepada narapidana, pungli yang dilakukan baik oleh petugas atau pun sesama narapidana merupakan masalah yang harus dituntaskan. Memperhatikan persoalan-persoalan yang ada tersebut Ety Nurbaiti, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DIY bergerilya ke seluruh Lapas/Rutan yang ada di DIY untuk memberikan pengarahan.
Sabtu(20/05/2017), Ety Nurbaiti menjadi Pembina Apel pagi di Lapas Kelas IIA Yogyakarta (Lapas Wirogunan). Dijelaskannya kepada seluruh peserta apel segala persoalan hangat yang terjadi di Lapas/Rutan seluruh Indonesia.
Semangat Ety Nurbaiti menerangkan, “Penjelasan Menteri Hukum dan HAM dalam pertemuannya dengan Kepala Kanwil dan Kepala Divisi Pemasyarakatan seluruh Indonesia menyatakan bahwa Reformasi Birokrasi belum dilaksanakan, serta belum ada perubahan paradigm berfikir dan budaya kerja para petugasnya.”
Selain itu Ety Nurbaiti juga menyatakan beberapa hal seperti tidak boleh ada pungli, tidak boleh ada perbedaan perlakuan dalam memberikan pelayanan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan. Tegas Ety Nurbaiti menyatakan bahwa Petugas Pemasyarakatan harus melakukan perubahan pola berfikir dan budaya kerja, kegiatan mapenaling harus sesuai dengan SOP, dan seluruh Petugas Pemasyarakatan harus memperhatikan system keamanan.
Para peserta apel diberikan gambaran bahwa UPT Pemasyarakatan di setiap propinsi diberi kode warna hijau, kuning, dan merah. Di seluruh Indonesia Lapas/Rutan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang diberikan kode kuning dan hijau.
“Justru pemberian kode hijau dan kuning ini jangan sampai kita terlena, santai-santai sehingga berakibat fatal. Contohnya tahun lalu di DIY ada narapidana dapat melarikan diri.” Ety Nurbaiti mengingatkan dan juga memperingatkan di akhir pengarahannya.
Ambar Kusuma