Davit Dragon Niat Hijrah Aqua Dwipayana, Sang Motivator menghadiahi Umroh

 Davit Dragon Niat Hijrah  Aqua Dwipayana, Sang Motivator menghadiahi Umroh

 

 

Aqua Dwipayana, sang motivator dan ahli komunikasi mendapat amanah dari …….. Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham RI untuk memberikan motivasi kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas/Rutan seluruh Indonesia.

Senin (25/03/2019) sang motivator singgah ke Lapas Kelas IIA Yogyakarta untuk memberikan motivasi kepada ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Di hadapan para WBP Aqua memberikan penjelasan tentang hidup bahagia dan harus disyukuri. Selain itu disampaikan juga bagaimana komunikasi itu penting dalam kehidupan yang di dalamnya harus ada saling menghargai, digunakan dengan hati dan berhati-hati. Komunikasi yang efektif dilakukan karena memenuhi unsur-unsur respek, empati, menyesuaikan, terpahami, dan rendah hati.

Kata-kata sang motivator lugas, mudah dicerna oleh para WBP, sikapnya santai dan bersahabat, walau tentu saja beberapa WBP tetap harus melawan kantuk. Sang motivator sampai harus memutar film menarik tentang permainan tenis meja. Jurus itu memang jitu, karena ruang aula pun penuh dengan tawa riang WBP.

Beberapa WBP diajaknya berbincang-bincang yang direspon baik tanpa rasa takut atau canggung. Sukamto dan Danu, dua orang WBP dengan kasus korupsi diberi kesempatan untuk menuturkan isi hatinya. Dihargainya Sukamto yang masih berupaya bahwa dirinya tidak bersalah hingga berkirim surat kepada Presiden dan Wakil Presiden. Begitu juga dengan pernyataan Danu yang mengatakan bahwa masih ada WBP yang tersakiti oleh petugas, dan meminta petugas memahami Undang-Undang Pemasyarakatan, dan Undang-Undang Hak Asasi Manusia.

Sang Motivator menunjukan sikap takjub ketika Davit Dragon tampil kedepan dan bercerita bahwa dia melakukan kejahatan seperti merampok bukan karena khilaf, tetapi dilakukan dengan sadar. Kejahatan yang dia lakukan menyebabkan Davit masuk bui hingga lima kali. Dikatakannya bahwa dia dididik dengan baik oleh orang tuanya, bahkan sampai dimasukan ke dalam pondok pesantren. Setelah kedua orang tua wafat, Davit diasuh oleh kakaknya. Dikatakan bahwa dia melakukan kejahatan karena dalam keadaan miskin dan semata-mata untuk mendapatkan makan.

“Saya insyaf, dan bertoubat. Bebas nanti saya berharap tidak akan melakukan kejahatan. Keinginan saya, teman-teman juga tidak melakukan kejahatan.”

“Saya kagum dengan Davit, mau mengakui kesalahan dan menyadari kekeliruan. Bertaubat itu janji untuk memperbaiki diri, semoga Davit bisa,” Aqua Dwipayana merespon cerita Davit.

Dikatakan juga bahwa kondisi orang tua jangan dijadikan alasan untuk berbuat kejahatan, dan kemiskinan jangan dijadikan alasan untuk berbuat semaunya.

Akhirnya Aqua Dwipayana menyatakan, “Saya dukung hijrahnya Davit, bila bebas nanti datanglah menemui saya untuk saya hadiahi Umroh!”

Spontan tepuk tangan bergemuruh, menunjukan rasa senang orang-orang yang mendengar  Aqua Dwipayana memberi hadiah kepada Davit.

“Allahu Akbar!” Teriak Davit menunjukan rasa syukurnya.

(AK 25032019)

Tim Humas Lapas Yogyakarta

https://lapaswirogunan.com

correctional officers

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Skip to content