Berpeluang Bisnis, Lapas Yogyakarta Bekali WBP dengan Pelatihan Kuliner

 Berpeluang Bisnis, Lapas Yogyakarta Bekali WBP dengan Pelatihan Kuliner

Kepala Subsi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja, Jati Suryono tampak mengarahkan para WBP yang tengah mendapat pelatihan kuliner dari seorang anggota senior Darma Wanita Persatuan (DWP) Lapas Yogyakarta, Sylviandari. | Foto: Ambar/ Humas Lapas Yogyakarta

YOGYAKARTA – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Yogyakarta memberikan pelatihan kemandirian kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Rabu (2/3). Kali ini, Lapas Yogyakarta memberi pelatihan kepada WBP dalam bidang kuliner berupa mi jawa, nasi goreng, dan capcai.

Selaku praktisi sekaligus anggota senior Darma Wanita Persatuan (DWP) Lapas Yogyakarta, Sylviandari, menyatakan bahwa dia sengaja memberikan pelatihan mengolah makanan ini karena tergolong tidak sulit dalam membuatnya dan santapan ini merupakan makanan favorit masyarakat Yogyakarta.

“Peluang usaha pengolahan makanan ini masih begitu besar. Terlebih Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi para pelancong dan di banyak tempat masih menunjukan aktifitas walau telah larut malam,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Subsi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja, Jati Suryono tampak senang melihat para WBP dengan antusias mengikuti pelatihan kuliner tersebut. Ia berharap pelatihan ini membangkitkan minat WBP dalam  berwiraswasta, khususnya usaha kuliner.

“Bila pelatihan semacam ini memberikan hasil yang positif dan bisa menggugah (minat) mereka dalam berbisnis, saya akan menghubungi  teman-teman chef untuk memberikan pelatihan kuliner yang lain bagi WBP,” kata Jati.

Bakmi Goreng dan Bakmi Godog hasil pelatihan kuliner WBP Lapas Yogyakarta. | Foto: Ambar/ Humas Lapas Yogyakarta

Pada pelatihan yang digelar di ruang bimbingan kerja tersebut, Sylvi terlihat tekun dan sabar mengajarkan cara menyiapkan bahan, meracik bumbu hingga mengolah dan sampai menyajikan hasil makanan. Setelah itu, Sylvia meminta WBP agar olahan makanannya disantap sendiri dulu.

“Tujuannya adalah agar dapat menilai sendiri jika makanan tersebut dikonsumsi orang lain,” ujarnya.

Setelah selesai dievaluasi, selanjutnya, mereka mengolah makanan lagi untuk disajikan ke Kepala Lapas dan Kasi Kegiatan Kerja. Sylviandari nampak senang melihat hasil masakan para WBP. [AK]

Tim Humas Lapas Yogyakarta

https://lapaswirogunan.com

correctional officers

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Skip to content